PART
1
The
Secret Love Story
Matahari terbit dan aku terbangun dari lelapku. Dengan keadaan mengantuk aku melihat jam wekerku,
“Jam berapa ini perasaan kok gak bunyi-bunyi?” Pikirku dalam hati.
Saat melihat jam, aku kaget rupanya
jam sudah menunjukan pukul 08.00, padahal
aku harus masuk sekolah pukul 08.30. Dengan sisa waktu yang ada, aku langsung
beres-beres. Dan setelah itu, langsung pergi ke stasiun MRT atau stasiun kereta api bawah
tanah. Setelah
sampai aku langsung beli tiket dan menunggu kereta datang. Lima puluh detik
kemudian kereta datang dan aku menaikinya.
Sepanjang waktu yang kupikirkan hanyalah terlambat atau tidak. Pukul 08.27
keretaku sampai di stasiun tujuanku.Aku langsung berlari ke sekolah sambil
menghitung detik-detik terakhirku.
Sesampaiku di sekolah, aku kebingungan
mengapa hari ini sekolah begitu sepi dan kosong, padahal seharusnya aku dihukum karena terlambat. Aku berjalan menyusuri sekolah dengan
melihat peta sekolah yang kudapatkan di depan gerbang. Aku berjalan lurus terus
dan aku menemui lapangan utama sekolah. Rupanya semua murid berkumpul
menyaksikan pertengkaran geng. Aku
bertanya kepada seorang perempuan yang ada didekatku,
“Kenapa ini?” Tanyaku.
“Aku
pun sejujurnya gak tau jelas banget karna aku anak baru disini, tapi setau aku
ini pertengkaran yang sudah jadi tradisi di sekolah ini, kamu anak baru juga?” Jawabnya. “Ya, kenalin
aku Rainie aku dari Indonesia. Hm...siapa
nama kamu?” Tanyaku kembali. “Oh namaku Joice aku dari Taiwan tapi mamaku orang Indonesia. Eh...kapan pertemuannya
mulai?” Tanya Joice.
Belum sempat kujawab, tiba-tiba para guru dan satpam datang menertibkan kedua geng tersebut.
“Semuanya
berkumpul di ruang pertemuan utama, sekarang
juga!” Kata seorang guru dengan raut muka yang sangar.
“Ya,
sudah mari kita turun.” Kataku dengan semangat.
“Ok.” Jawabnya
Karena belum begitu paham denah sekolah, kami mengikuti murid-murid lain yang
menuju ke ruang pertemuan. Sesampai
kami di pintu ruang pertemuan kami dan yang lainnya diberi sebutir telur dan
sebuah tomat. Kami binggung dan
aku bertanya,
“Untuk apa telur dan tomat ini?”.
“Lihat saja nanti.” Joice
langsung menarikku dan berkata,
“Sudahlah gak usah dipeduliin,yang penting kita masuk
sekarang masuk dulu, nanti gak dapet tempat, kalau
masalah telur sama tomatnya kita lihat aja nanti, kalau gak dipake nanti aku
masakin jadi omelet aja.”
“Good Idea, kamu
memang pintar!”
Kami pun masuk dan langsung mencari tempat
duduk. Tak lama kemudian pak kepala sekolah
datang, dan mulai berpidato. Awalnya aku serius
mendengarkannya tapi 2 jam kemudian aku bosan
mendengarnya.
“Hey Joice…ngebosenin banget, kok sudah dua jam belum
selesai juga.”
“Iya nih, bosen banget, sampai mau tidur aku. Salut aku
dengan istrinya.”
“Kenapa? kok jadi dikaitin sama istrinya?” Jawab Joice kembali.
“Aku cuma
binggung kok bisa ya, istrinya bisa betah sama ocehan suaminya yang super super
bawel ini?”. ,
“Hm...Mungkin karna
sama-sama cerewet gitu, jadi kalau lagi berantem bisa sehari gak
selesai-selesai.” Jawabku sambil menahan tawa.
Kami pun tertawa. Pit… bunyi peluit yang cukup keras dari belakang, dan tiba-tiba
semua orang melemparkan telur disusul tomat ke arah pak kepala sekolah.Pak
kepala sekolah pun berlumuran telur dan tomat.
“Lihat tuh, pak kepsek sudah dilempari tomat dan telur,
masih sempat-sempatnya di foto, terus senyumnya lebar lagi, mirip banget
deh sama badut.”
“Ha…ha…ha… betul katamu asli, mirip banget!” Jawabku sambil
tertawa.
Ketua pengajar yaitu
Miss Stella, membacakan pengumuman,
“Untuk
pembagian kelas sudah saya tempel di papan pengumuman, jikalau kalian tidak tahu letak kelas kalian,
kalian dapat melihat denah sekolah atau bertanya ke bagian tata usaha, sebelah
kanan ruangan ini. Itu saja yang saya ingin katakan. Terima kasih atas
waktunya.”
“Ayo, kita langsung ke papan pengumuman sekarang, aku sudah
gak tahan duduk nih, kelamaan soalnya.” Kata Joice.
“Ayo, semoga saja
kita sekelas.” Jawabku.
“Ya….”
Sesampai kami di papan pengumuman, kami langsung bergegas
melihat daftar kelas.
“Joice,
kamu kelas 10 apa? Aku kelas 10 B.” Jawabnya dengan wajah cemberut, “Yah…aku
gak sekelas dengan kamu, aku kelas 10 C.”
“Sudahlah
jangan sedih, pas istirahat kitakan bisa ketemu.”
“Ya…udahlah,
kita ke kelas bareng ya? Kelas kitakan sebelahan.”
“Ok, bos. Mari kita jalan….”
“Kok jadi
panggil aku bos? Aku bukan bosmu, ok?”Tanya Joice.
“Oklah,jalan…”
Jawabku dengan girang.
Kelas kami berada di lantai 5, lantai paling atas sekolah ini. Kami naik lift
ke atas. Setibanya kami di lantai 5,
“Aku masuk
kelas duluan ya….Istirahat nanti aku tunggu di taman belakang ya?” Kataku.
“Ok, on time ya!”
“Sip.”
Aku langsung
mendorong pintu kedalam. Dan aku langsung terkejut dan kaget.
“Ini kelas atau kelas sih? Pikirku dalam hati.
Kelasku ini sangat
istimewa, ada lampu disko, ada sofa di belakang kelas, ada karaoke sistem dan
meja dengan kursi yang beragam warna dan model. “Bisa pingsan, aku disini.”
Kataku sambil mengeluh.
@Rilie
To be continued
Bersambung Ke PART 2 http://rilieblog.blogspot.com/2013/06/the-secret-love-story-part-2.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar